Blog

web2

Desma Harmaidi, S.E., M.Si., dari Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Kab Kepulauan Meranti tepatnya di Desa Bagan Melibur pada 22-23 Juli 2024. Pada saat pengabdian Desa Bagan Melibur, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, menjadi pusat perhatian dengan digelarnya kegiatan pengabdian masyarakat bertema \”Optimalisasi Pembuatan Parus (Pakan Ruminansia dari Sagu) dan Pasi (Pemanfaatan Ampas Sagu untuk Ikan) Melalui Sistem Integrasi Pemanfaatan Limbah Sagu (SIPLIS) Menuju Konsep Industri Perkebunan Sustainability in Green Economy.

Sebagaimana diketahui Kepulauan Meranti dikenal sebagai salah satu penghasil sagu terbesar di Indonesia. Produksi sagu yang melimpah tentunya menghasilkan limbah yang tidak sedikit. Jika dikelola dengan baik, limbah ini bisa menjadi sumber daya berharga yang mendukung perekonomian lokal serta kelestarian lingkungan.

Desma Harmaidi, S.E., M.Si., selaku Ketua Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat mengatakan dalam pengabdian masyarakat ini, timnya berfokus pada dua aspek utama; yaitu pertama pembuatan Parus dengan proses mengubah limbah sagu menjadi pakan ruminansia berkualitas tinggi. Dengan teknologi dan metode tepat, parus diharapkan dapat meningkatkan produktivitas peternakan. yang kedua pengembangan Pasi, yaitu mengolah ampas sagu menjadi pakan ikan yang efektif dan ramah lingkungan. Pasi menawarkan solusi berkelanjutan bagi industri budidaya ikan.

 “Kami melihat potensi besar dalam pemanfaatan limbah sagu yang selama ini kurang diperhatikan. Melalui program ini, kami berharap dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Desa Bagan Melibur. Selain meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka, program ini juga mendukung konsep ekonomi hijau yang berkelanjutan. Kami berterima kasih atas antusiasme dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat desa.\” ujar Desma.

Dijelaskan Desma bahwa, dalam prosesnya menerapkan implementasi SIPLIS, atau Sistem Integrasi Pemanfaatan Limbah Sagu, merupakan inovasi yang mengintegrasikan berbagai proses pemanfaatan limbah sagu dalam satu sistem terpadu. Tujuannya adalah menciptakan industri yang berkelanjutan, selaras dengan konsep ekonomi hijau (green economy).

” Kami tim dari Universitas Lancang Kuning memberikan pelatihan intensif kepada masyarakat Desa Bagan Melibur, mencakup teknik pembuatan parus dan pasi, serta penerapan SIPLIS dalam skala industri. Pelatihan ini diikuti dengan antusias oleh petani, peternak, dan pembudidaya ikan lokal. Selain Desma Harmaidi, kegiatan ini juga dihadiri oleh Anania Rahmah, S.TP., M.Si. dan Vivin Jenika Putri, S.TP., M.Si., dari Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning, yang turut memberikan materi dan pendampingan teknis.” ujar Desma.

Ditambahkan Vivin Jenika bahwa, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat positif bagi masyarakat untuk peningkatan Pendapatan. Dengan mengubah limbah menjadi produk bernilai, pendapatan petani dan peternak dapat meningkat secara signifikan. Manfaar berikutnya-pengurangan limbah. Pemanfaatan limbah sagu mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan ekosistem setempat. Dan yang ketika pengembangan Industri lokal yang mendorong tumbuhnya industri pengolahan sagu yang berkelanjutan, sesuai dengan prinsip ekonomi hijau..

Pengabdian dsoen Fakultas Pertanian Unilak menunjukkan langkah nyata dalam mengembangkan industri perkebunan berkelanjutan di Kabupaten Kepulauan Meranti. Dengan memaksimalkan potensi limbah sagu melalui SIPLIS, Desa Bagan Melibur dapat menjadi contoh keberhasilan implementasi konsep green economy di sektor pertanian dan perikanan.

Leave a Reply

%d bloggers like this: