Pemanfaatan Limbah Kulit Nenas Untuk Pembuatan Sabun Cuci Piring di Pondok Pesantren Hidayatullah Mubtadin Sakinah
Pengabdian masyarakat merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh tenaga pendidik dalam rangka mewujudkan tri dharma perguruan tinggi. Sebagai seorang dosen di Prodi THP yang lebih mengutamakan output berupa sebuah produk, maka pengabdian masyarakat kali ini adalah membuat sabun cuci piring yang berasal dari limbah kulit nenas.
Mengangkat suatu komoditi yang merupakan khas masyarakat Riau seperti buah nenas, itu sudah sering dilakukan oleh masyarakat. Tetapi memanfaatkan limbah dari kulit nenas sendiri belum lah banyak dilirik oleh pengusaha UMKM maupun masyarakat. Sehingga, tenaga pendidik yang diketuai oleh Dr. Vonny Indah Sari, S.TP., M.P dan beranggotakan Vivin Jenika Putri, S.TP., M.Si dan Anania Rahmah, S.TP., M.Si berinisiatif memberikan pembekalan kepada santri dan para guru yang ada di pondok pesantren Hidayatullah Mubtadin Sakinah bagaimana cara membuat sabun cuci piring dari kulit nenas.
Dengan memanfaatkan limbah kulit nenas yang menurut sebagian orang sudah tidak bisa digunakan lagi, ternayata bisa dijadikan sebuah produk yang bermanfaat dan memiliki nilai. Buah nenas sendiri memiliki kandungan zat aktif antibakteri yang bisa dimanfaatkan untuk membersihkan kotoran dari berbagai peralatan dapur. Ditambahkan beberapa zat akif lainnya sehingga menjadi sebuah produk berupa sabun cuci piring. Selain bersih dan kesat, sabun cuci piring kulit nenas ini juga memiliki aroma yang wangi khas dari buah nenas.
Diharapkan dengan adanya pengabdian masyarakat ini, para santri dan guru yang ada disana dapat membuat sabun cuci piring sendiri tanpa harus membeli. Dengan demikian dapat mengurangi atau menekan biaya pengeluaran bulanan serta dapat ikut berpartisipasi dalam melestarikan lingkungan dari sampah yang sudah demikian menumpuknya.